Sering merasa takut/ benci/ ilfeel saat jatuh cinta/ dicintai? Apa itu Philophobia? Self-treatment berikut bisa dicoba

4:34 PM
Hai, apa kabar semuanya? Sudah lama aku tidak menulis hehe. Mumpung lagi ada waktu, aku mau sharing pengalaman pribadiku dalam mengatasi dan menyembuhkan Philophobia.

Saat ini aku sudah sembuh dari Philophobia dengan self-treatment seperti di bawah ini. Namun, kalau gejala kalian cukup berat hingga kondisi fisik kalian terganggu, kalian harus segera ke psikiater/psikolog ya.

Apa itu Philophobia?

Mungkin kalian sudah baca di beberapa website lainnya bahwa philophobia ini adalah rasa takut atau benci yang berlebihan ketika kita jatuh cinta/ dicintai oleh orang lain. Untuk definisi lainnya yang lebih akurat kalian bisa browsing ke website yang lebih paham ya, karena perlu aku jelaskan disini bahwa aku bukan seorang psikolog.

Kenapa bisa kena philophobia?

Yuk coba diingat kembali. Pernahkah kalian mengalami masa-masa terberat dalam hidup yang hingga kini tanpa kalian sadari masih membekas di hati? Bisa jadi, kalian masih 'terganggu' atau trauma karena masalah yang terjadi di masa lalu begitu berat.

Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor berikut:
1. Pernah sakit hati/ patah hati di hubungan sebelumnya
2. Pernah mengalami pelecehan seksual
3. Perceraian orang tua/ perselingkuhan orang tua/ KDRT
4. Perlakuan mantan pasangan yang melakukan kekerasan fisik/ psikis
5. Sering mendengar cerita/ melihat sendiri cerita buruk terkait kehidupan pasangan disekitar kita
dsb.

Saat ini sudah ingatkah apa penyebabnya? Simpan dulu ya di dalam hati.

Gejala Philophobia

Gejala philophobia disetiap orang berbeda-beda, tergantung masa lalu yang dialami serta kondisi psikis masing-masing orang. Berikut beberapa gejala philophobia: 
1. Benci/ ilfeel ketika didekati lawan jenis
2. Benci ketika diberikan perhatian oleh lawan jenis
3. Muncul rasa takut berlebihan saat jatuh cinta/ dicintai orang lain
3. Gejala yang lebih berat bisa menyerang fisik seperti mual, sakit kepala, keringat dingin, gangguan tidur dan lainnya
dsb.

Tidak. Kalian tidak aneh. Ada ribuan orang diluar sana yang juga mengalami hal seperti kita. Mari kita coba latih dan sembuhkan trauma kita.

Tahap penyembuhan

1. Jalani hubungan yang baru saat benar-benar sudah siap. Namun, apabila dirasa sudah terlampau lama untuk menyendiri, segera lakukan ini:
Tetap lakukan pendekatan dengan calon pasangan, sebenci apapun kamu, namun saat kamu merasa ada kecocokan dengannya, terimalah mereka menjadi pasanganmu. Pasangan disini maksudku adalah masih dalam tahap pacar/ taaruf ya. Nanti ketika dirasa sudah sembuh traumanya, kalian bisa melanjutkan ke jenjang pernikahan.

2. Dekat dengan teman-teman yang menjalani hubungan yang baik dengan pasangannya. Sering dengarkan cerita/ pengalaman mereka saat mereka menjalani hubungan.

3. Tonton YouTube/ baca cerita/ lihat sosial media mengenai pasangan yang bahagia.
Hal ini bisa sedikit demi sedikit menyembuhkan trauma. Dengan melihat realita bahwa banyak pasangan yang bahagia, ini dapat membuat hatimu sedikit terobati, sehingga membuatmu berpikir, "Ternyata banyak juga ya pasangan yang sukses dalam menjalani hubungan/ bahagia di dunia ini."

4. Tanamkan dipikiran bahwa kita dan pasangan itu normal seperti pasangan lainnya.
Habiskan waktu dengan pasangan setiap weekend, tertawa dan berbagi kisah dengannya meskipun rasa benci/ takut masih lekat dalam diri kita.

5. Ikuti cara berpasangan teman/ orang terdekat.
Misalnya, saat pasangan temanmu akan segera berulang tahun, temanmu meminta saran mengenai kado apa yang bagus untuk pasangan mereka. Kalian ingat dan lakukan hal yang sama, yaitu berikan hadiah saat pasangan kita ulang tahun meskipun kita mungkin masih belum bisa sepenuhnya sayang/ mencintai pasangan kita.

6. Beritahu pasangan bahwa kalian memiliki trauma ini, sehingga pasanganmu akan dapat mengerti dan memahami.

7. Dengarkan ledekan teman/ keluarga/ saudara mengenai mengapa kamu belum berpasangan. Loh kok didengar? Bukankah bully-an itu seharusnya ditolak?
Terkadang, ledekan mereka itu juga tanda bahwa ada yang harus kita ubah dalam diri kita. 
Tentunya tidak semua bahan ledekan/ bully diterima ya. Pastikan apa yang mereka katakan adalah hal yang bisa improve diri kita. Misalnya, saat mereka menanyakan "Kapan nikah? Kok ga nikah-nikah? Mana pacarnya?" dan sebagainya, kamu perlu jawab dengan santai dan senyuman saja, namun tetap tanamkan dalam diri agar kita bisa berubah yakni dengan mulai membuka hati.

8. Ingat, hal yang dilakukan pasanganmu itu adalah tanda sayangnya kepadamu. Mungkin itu akan menyiksa, namun, coba pelan-pelan, ya.

Tahap penyembuhan ini memang cukup berat. Saat kamu melakukan hal di atas, kamu akan mendapati beberapa hal berikut:
1. Sangat benci/ takut/ ilfeel dengan pasangan saat ia menunjukkan perhatian dan kasih sayang kepadamu
2. Benci/ takut/ ilfeel ketika pasangan menghubungi kamu seperti chat/ telepon. Melihat notifikasinya saja sudah muak
3. Berbicara hanya seperlunya saja dengan pasangan, lama merespon chat/ telepon
4. Merasa ilfeel/ risih saat mereka melakukan kontak fisik dengan kamu seperti memegang tangan, mengusap kepala, dsb
5. Tidak suka saat pasangan memberikan hadiah/ kejutan/ hal romantis lainnya
dsb.

Ya, gejala di atas seluruhnya juga pernah aku alami. Bahkan aku seringkali menangis hanya karena sangat benci pada pasanganku. Apakah pasanganku melakukan hal buruk? Tidak, justru dia memberikan perhatian, yang malah membuatku benci kepadanya.

Mengapa hal ini bisa terjadi?

Kok bisa sih kita benci sama hal-hal manis yang calon pasangan/ pasangan lakukan? Hal ini datang dari trauma kita di masa lalu.

Dengan masih melekatnya trauma di hati, kita menjadi 'krisis' akan hal-hal manis yang ada dalam sebuah hubungan, karena berpikir bahwa hal itu adalah hal yang tidak mungkin bertahan lama, berpikir bahwa hanya 1001 pria/ wanita yang setia, dsb.

Terima bahwa kita memang sedang mengalami trauma.
Maafkan kejadian di masa lalu. 

Ini sangat berat, namun percaya deh. Ini sangat membantu proses penyembuhan kita. Maafkan kejadian di masa lalu secara perlahan. Tulis kebencian/ ketakutan kamu di masa lalu disecarik kertas hingga kamu lega. Menangislah bila memang ingin menangis, jangan ditahan-tahan. Sobek kertas itu segera apabila kamu tidak mau orang disekitarmu tahu akan hal ini.

Tentunya peran pasanganmu disini sangat besar. Pasanganmu harus memiliki stok kesabaran yang sangat ekstra ketika menghadapimu, karena saat masa-masa ini kamu pasti sering sekali  mood swing, marah, ngambek, pada hal-hal sekecil apapun itu. Pertengkaran pun mungkin akan sering kalian hadapi bersama. Namun ingat, harus ada salah satu yang mengalah.

Kalian BISA SEMBUH. 

Percayalah bahwa suatu saat nanti kalian bisa sembuh dengan melakukan hal di atas dengan perlahan-lahan. Aku tahu ini sangat berat. Aku pun baru bisa sembuh dan beradaptasi sekitar 2 tahun. Aku sangat bersyukur walaupun mungkin 2 tahun itu waktu yang tidak singkat, namun mengingat trauma yang aku alami sudah berlangsung lebih dari itu, aku bersyukur.


Aku berharap kalian bisa sembuh lebih cepat dari aku setelah membaca ini. Tentunya proses penyembuhan masing-masing pribadi berbeda-beda, tergantung dari tingkat trauma yang dialami. Namun aku berharap semoga kalian juga bisa sembuh dengan beberapa tips dari aku.

Oya, jangan lupa berdoa.
Ya, mungkin terdengar klise namun ini sangat ampuh. Memohon kepada-Nya, karena sebaik-baik karunia adalah Tuhan yang bisa membolak-balikkan hati manusia.

"Tuhan, apabila ia jodohku maka dekatkanlah dan buatlah aku merasa senang dan bahagia didekatnya. Buatlah aku sayang kepadanya, seperti ia menyayangiku."

Untuk kalian pembaca blog ku yang mungkin memiliki teman/ saudara atau bahkan pasangan kalian  yang saat ini sedang mengalami Philophobia, temani mereka. Berikan contoh-contoh nyata bahwa dunia percintaan itu tidak seburuk yang mereka bayangkan. Salah satunya dengan menceritakan kehidupan pasangan kalian maupun orang terdekat.

Terima kasih sudah membaca, semoga kita semua dipenuhi oleh kasih sayang dengan orang-orang disekitar kita.

Kalian boleh sharing pengalaman kalian juga, ya!

No comments:

Powered by Blogger.